Minggu, 04 November 2012

Ciri Khas Dan Tempat-Tempat Wisata Menarik Di Tasikmalaya

Tasikmalaya, satu kota di Priangan Timur dengan
berbagai pilihan wisata.
Cukup satu kota dengan
sajian wisata yang
lengkap dari wisata dalam kota, kuliner, kerajinan,
dan alam. Lahir dan besar di Kota
Tasikmalaya membawa
saya mudik atau aktifitas
pulang kampung ke kota
ini meskipun saya bukan
keturunan Sunda. Sebelas tahun meninggalkan kota
tercinta, selalu membuat
saya rindu dengan
kekhasan daerah Sunda
pada tempat yang biasa
disebut juga sebagai "kota resik". 


Objek Wisata Situ Gede

Perjalanan Jakarta-
Tasikmalaya bisa
ditempuh dengan
pejalanan darat sekitar
lima jam, atau hanya
sekitar 2-3 jam dari Bandung. Untuk
transportasi umum bisa
ditempuh dengan bis dari
kelas ekonomi hingga
eksekutif. 





Bagi yang
melakukan perjalanan dari Jakarta ke Jawa
Tengah dengan jalur
selatan patut mencoba
singgah ke kota ini. Selain masakan orang tua,
sajian kuliner khas sangat
menggugah rasa ingin
berburu makanan nikmat
di Tasikmalaya. Dari mulai
nasi tutug oncom dan nasi cikur yang khas Sunda,
kota ini juga menyajikan
berbagai bakso nikmat. 

Dari mulai mie yamien
bakso restoran milik etnis
Tionghoa, penjual bakso dengkul dari Jawa sampai
penjaja/rumah makan
bakso ceker asli Sunda
semua ada di kota ini, dan
menggoyang lidah. Jajanan masa sekolah pun
selalu dirindukan dan
banyak bertebaran di
pinggir-pinggir jalan
seperti cakwe, cimol, cilok
dan gorengan macam bala-bala alias bakwan,
gehu alias tahu isi, cireng,
dan lain-lain. Di bulan
Ramadan jajanan tajil
tiada duanya, seperti
candil atau biji salak, kolak hui atau ubi
sederhana namun citarasa
tinggi karena memakai
gula asli. Belum lagi es sarang
burung, es cendol dan es
campur yang sangat
digemari. Kuliner kota
Tasik murah meriah
namun dengan cita rasa luar biasa. Tasikmalaya juga punya
wisata dalam kota. Saat
ini, mal terbesar di
wilayah Priangan Timur
(Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Banjar) berada di Kota Tasikmalaya,
Pantai Cipatujah
letaknya di Jl KH Z
Mustofa. Perjalanan dalam kota
bisa dimulai dari ujung
jalan protokol ini yakni
Masjid Agung
Tasikmalaya. Di halaman
Mesjid Agung ini terdapat satu bedug yang
merupakan bedug salah
satu bedug terbesar
(diameter 2,02 meter)
yang pernah dibawa
keliling sepuluh kota pada "Parade Bedug 2007". Di
sekitar jalan protokol ini
banyak pertokoan, dan
akan menjadi berkali-kali
ramainya di saat
menjelang Lebaran atau Tahun Baru. Dari jalan utama ada jalan-
jalan cabang yang bisa
membawa kita ke banyak
lokasi lainnya. Mundur ke
belakang salah satunya
adalah bekas pusat pemerintahan kota, di
ujung jalannya terdapat
alun-alun kota yang biasa
dijadikan pusat
ngabuburit pada bulan
Ramadan. Lainnya yang ramai di
percabangan jalan
protokol adalah adalah
Jalan Cihideung yang
merupakan pusat
pertokoan emas, lalu ada juga Jalan Pataruman,
Pasar Mambo dan Jalan
Panyerutan dengan
berbagai gerai kuliner.
Untuk wisata dalam kota
bisa dilakukan dengan jalan kaki, atau bersantai
dengan becak kecuali di
jalan protokol yang tidak
dapat dilalui becak. Masih di kota namun
bukan di jalan-jalan
utama ada beberapa
kolam renang umum dari
pemandian air panas
hingga water park. Belum lagi bermacam rumah
makan dengan saung-
saung khas Sunda dengan
pemandangan sawah atau
kolam ikan yang disebut
balong. Nah, untuk kerajinan,
kota ini dikenal juga
sebagai pusat bordir, ada
kawasan khusus
pengrajin bordir yang
kemudian produk- produknya dikirim ke
pusat perbelanjaan di
Jakarta, dari pameran
tingkat nasional hingga
internasional. Selain itu
ada juga kelom geulis Tasikmalaya, sendal
kayu/bakiak khusus
wanita dengan ukiran,
lukisan, dan desain
khusus. Seperti banyak
wilayah di Jawa, Tasikmalaya pun memilik
motif Batik khusus, pusat
Batik Tasik ada di
Kampung Cigeureung. Selain itu, satu kawasan
kerajinan yang terkenal
dan selalu dipenuhi mobil-
mobil dari luar kota saat
musim liburan adalah
Rajapolah. Dari mulai pengrajin hingga gerai-
gerai toko kerjainan
anyaman dan sejenisnya
berkumpul di sini. Setiap
singgah selalu ada saja
yang saya ingin beli. Tasikmalaya pun punya
wisata alam. Gunung
Galunggung yang pernah
meletus di tahun 1982
merupakan gunung
berapi yang masih aktif, namun selama tidak ada
penutupan berarti
kawasan wisata ini aman
untuk dikunjungi. Selain
ratusan anak tangga
yang menjadi tantangan di dalamnya, terdapat
pula pemandian air panas
berupa kolam renang,
juga sungai dangkal
dengan air gunung yang
mengalir. Tidak jauh dari pusat
kota juga ada Situ Panjalu,
yang merupakan danau
buatan dengan daya tarik
khusus. Sering dijadikan
tempat piknik keluarga atau kelompok anak
sekolah. Pengunjung bisa
menaiki rakit untuk
menikmati pemandangan
di sekitar situ. Itu hanya sebagian saja,
namun ada satu lagi
tempat yang saya sangat
sukai untuk dilalui.
Jembatan Cirahong di
Manonjaya. Konon jembatan ini dibangun
saat masa penjajahan dan
memakan banyak
korban. Jembatan ini hanya bisa
dilalui satu jalur sehingga
kerap kali harus dijaga di
ujung-ujung jembatan
agar tidak ada bentrokan
arah. Di atas jembatan sepanjang 202 meter
adalah rel kereta api,
fantastik! Jembatan yang
lebaranya hanya sekitar
dua meter itu berada di
atas pemandangan sungai dan sawah yang curam
namun indah.